CAKRAMANGGILINGAN

berputar, mengikuti yang sudah ditetapkan

Daidarabou (ダイダラボウ)

Saya jalan-jalan lagi nih ke Ibu Kota Ibaraki prefecture, Mito. Ada festival kota di sana bulan lalu. Seperti festival sekolah yang saya ceritakan yang lalu, di festival kota itu juga ada macam-macam stan penjualan. Ada panggung juga untuk berbagai performance. Ketika saya datang, sedang ada acara untuk anak-anak berupa drama semacam Power Ranger. Saya tidak sempat mengambil gambarnya. Saya sangat kagum dengan kostum yang dikenakan. Baik sang pahlawan maupun monsternya. Luar biasa rapi, apik dan terlihat begitu nyaman di badan pemeran. Kapan-kapan jadi pengen nyoba mengenakan…mungkin kostum Ksatria Baja Hitam ^_^

Di tempat berlangsungnya festival, terdapat patung orang besar sekali. Teman saya mengajak saya menaiki patung dan menjadi tour guide saya hari itu. Di bagian dasar, tempat patung tersebut duduk adalah museum yang menjelaskan siapakah yang digambarkan dalam patung raksasa tersebut. Dalam dongeng Jepang, Tuhan menciptakan dunia beserta isinya. Dan seperti kita tahu, bahwa Dia adalah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Sebagai simbol kekuatan, Tuhan menciptakan manusia bertubuh sangat besar. Lihat, tangannya sebesar itu. Di bagian belakang museum, ada cekungan unik yang dipenuhi air. Ternyata bentuknya tapak kaki orang. Menurut penjelasan tour guide saya, ceritanya itu telapak kaki Daidarabou.

untitled

Daidarabou (ダイダラボウ)

untitled

Telapak tangan kiri Daidarabou (ダイダラボウ)

Di Ibaraki, manusia bertubuh besar ini bernama Daidarabou (ダイダラボウ) atau Daidarabotchi (ダイダラボッチ) atau Dadaboshi (ダダボシ). Dongeng yang sama juga ada di prefecture lain di seluruh Jepang. Nama mereka berbeda di tiap prefecture. Sayang, saya tidak mengambil foto peta persebaran manusia berbadan besar di Jepang ^_^ (ada looo).

Berdasarkan yang saya dengar, Daidarabou (ダイダラボウ) makan kacang-kacangan. Dari teman yang lain, mereka makan kerang juga. Karena makannya banyak, cangkang kerang menumpuk menjadi gunung. Gambar yang saya ambil ini adalah bukit tumpukan cangkang dari kerang-kerang yang dimakan Daidarabou. Untuk manusia bertubuh standar seperti kita, bukitnya untuk jalan-jalan ^_^. Saya sempat bertanya, tidak makan daging manusia? Seperti dongeng Buto Ijo yang saya dengar ketika kecil dulu. Dimana warga desa harus mempersembahkan anak mereka setiap bulan purnama sebagai makanan Buto Ijo. Tour guide saya bilang, tentu saja tidak. Justru Daidarabou bertugas untuk menjaga desa dan lingkungan sekitar. Begitulah Tuhan menciptakan mereka. Wah, yasashi (やさし = baik hati).

untitled

Tapak kaki Daidarabou (ダイダラボウ) yang menjadi kolam

untitled

Bukit yang merupakan tumpukan sisa makanan Daidarabou (ダイダラボウ)

2 comments on “Daidarabou (ダイダラボウ)

  1. Imelda
    December 9, 2014

    wah belum pernah ke sini nih, soalnya suamiku lebih pentingkan kastil dan pemandangan sih. Nanti aku usulkan deh

    • yufitadwichinta
      December 11, 2014

      tempatnya kecil, bu. Sepertinya ada banyak di kota-kota lain. Saya juga jadi pengen kenalan sama orang-orang berbadan besar yang lain.

Leave a comment

Information

This entry was posted on December 7, 2014 by in Japan.