Karate is in

“Akhirnya,” begitu komentar saya dan suami tadi pagi setelah mendengar berita bahwa cabang olah raga Karate masuk dalam kompetisi olah raga (olga) tertinggi, Olympiade. Cabang olah raga ini akan mulai ditandingkan bersamaan dengan lima cabang olga baru lainnya pada Tokyo Olympic 2020 mendatang. Senang saya menerima berita ini.

Selama saya tinggal di Jepang, saya hobi nonton liputan TV tentang olga di sini. Biasanya peliput pergi ke sekolah (SA, SMP, SMA) yang memiliki bintang olga. Ada satu pertanyaan yang jawabannya hampir semuanya serempak, meski liputannya berbeda hari, berbeda tempat, dan si bintang olga itu gak kenal satu sama lain.

“Apa impianmu di cabang olah raga ini?” tanya peliput.

“Saya mau tampil di olimpiade,” jawab bintang olga yang diwawancari. Malahan kadang-kadang kalau dia sudah pernah juara tingkat nasional, dengan senyum-senyum dia akan menambahkan, “dan saya mau dapat medali emas.”

Geleng-geleng lah kepala saya. Sudah sedemikian gilakah level mereka ya. Anak SD kelas 1 saja sudah tahu medali emas di olimpiade. Positifnya, impian dan target besar ini tumbuh dan bertambah bersamaan dengan usia mereka. Banyak yang impian kecilnya itu terwujud. Sebut saja pemain ping pong dari Jepang, Ai Fukuhara. Mimpinya tampil di olimpiade dan berprestasi di sana terwujud. Saya suka merinding kalau lihat dia tampil. Gimana kalau saya ya, pingsan gak jadi main kali ya ^^

Setelah masa penantian yang cukup lama terhadap keputusan International Olympic Committee (IOC), akhirnya diumumkan kalau Karate dimasukkan dalam daftar cabang olga baru yang dipertandingkan. Saya tiba-tiba merasa gatal di tangan. Saya sih masih bawa lengkap Karate-gi saya. Huhu… Boleh kan mimpi, siapa tahu dipanggil Indonesia.

Nah, apakah mulai sore ini akan ada banyak anak-anak Indonesia yang berani gila target, kemudian bilang, “saya mau latihan serius dan tampil di olimpiade!” Saya tunggu di Jepang ya. Empat tahun lagi, saya pasti nonton dan bersorak penuh semangat untuk Indonesia.