CAKRAMANGGILINGAN

berputar, mengikuti yang sudah ditetapkan

Musim gugur

IMG_0169

pohon di depan kantin sekolah

 

Saat ini (pertengahan November 2014), Jepang tengah mengalami musim gugur, disebut aki (秋) dalam Bahasa Jepang. Temperatur udara di Desa Ami masih tergolong ramah, yaitu berkisar antara 5 sampai 19 derajat celcius. Dibandingkan dengan daerah utara, seperti Aomori dan Hokkaido dimana salju sudah menyapa. Musim ini ditandai dengan berubahnya warna daun, dari hijau menjadi kuning atau merah. Dan tentu saja, gugurnya daun-daun yang menguning dan mengering. Karena penataan taman yang apik, maka pemandangan musim gugurpun tetap menggoda mata. Biasanya orang-orang berbondong-bondong pergi ke Kyoto, Niko di Tochigi prefecture maupun tempat-tempat lain. Kyoto terkenal dengan taman-taman yang tertata luar biasa dan berbagai macam kuil. Di Niko di Tochigi prefecture terdapat warisan budaya dunia berupa shrine dan temple dalam satu kompleks. Pemandangan musim gugur di kompleks cagar budaya dan pegunungan sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat seantero Jepang. Lain kali saya cerita khusus deh tentang Niko.

Salah satu icon di musim gugur adalah daun dari pohon maple atau momiji (紅葉) dalam Bahasa Jepang. Daun maple ini cantik ketika berubah warna. Daun plastiknya dipasang di display-display penjualan barang atau makanan yang hanya ada pada saat musim gugur. Beberapa barang seperti cawan, piring, gelas, sarung bantal, taplak meja, dan sebagainya, tercetak dengan gambar daun maple yang memerah.

IMG_0144

冬桜

 

Negara Jepang juga disebut sebagai negeri Sakura, karena notabene Jepang adalah tempat asal muasal pohon bunga Sakura. Minggu lalu, sepulang saya dari gedung Gene Research Center (pusat penelitian genetika) ke gedung Field Science Center (pusat pengetahuan ilmu lapang), saya terkejut karena ada pohon sakura yang bunganya mekar. Bunganya tidak rimbun, hanya muncul jarang-jarang. Bunga yang saya temui berwarna putih dan pink.

 

Karena heran dan penasaran, saya memutari pohon, lalu menemukan plat nama pohon tersebut. Tertulis nama pohon adalah fuyu zakura (冬桜) atau sakura musim dingin lengkap dengan nama latinnya. Pohon bunga Sakura ini merupakan varietas yang bunganya muncul dan mekar pada suhu udara yang rendah. Tampaknya suhu udara musim gugur ini memacu muncul dan mekarnya si fuyu zakura yang saya temui ini. Musim dingin nanti apakah bunganya akan rimbun seperti bunga Sakura musim semi ya.

 

 

 

IMG_0166

label nama pohon

IMG_0165

plat nama pohon

Tidak setiap pohon diberi plat nama dengan keterangannya seperti gambar sebelah kiri ini. Contohnya pohon fuyu zakura yang lain, sekedar diberi label nama seperti pada gambar di sebelah kanan ini.

 

 

 

 

 

Satu hal lagi yang membuat saya heran di musim gugur, yaitu semacam buah kesemek kalau di Indonesia, di sini disebut kaki (柿). Jadi jangan kaget kalau di Jepang, kaki bisa dimakan ^_^. Beberapa pemilik rumah dengan halaman atau pekarangan yang cukup luas dan tertanam pohon buah ini, membiarkan buahnya meski sudah ranum dan menggiurkan. Mereka tidak memanennya. Buah biasanya dibiarkan sampai kempot, kering dan jatuh sendiri dari pohonnya. Kami, saya dan teman-teman Indonesia selalu bertanya-tanya. Padahal kalau di Indonesia, buah yang belum matang saja sudah dilirik-lirik. Maka, mengikuti naluri orang Jepang yang serba filosofis, kami membuat kesimpulan sementara, bahwa “mungkin” mereka ingin membiarkan keindahan buah kuning-oranye itu melekat di pohonnya, sehingga membuat suasana segar halaman rumah. Plus, si pemilik dan orang-orang yang lewat depan rumah bisa menikmati keindahannya.

Beberapa hari yang lalu, saya mampir ke rumah salah satu teman Jepang saya dan mendapati pohon buah kaki lengkap dengan buahnya yang tidak terjamah. Saya tanyakan alasan tidak memanen hasil fotosintesis itu. Katanya, “semua orang sibuk, jadi tidak sempat memanen.” sambil tertawa kecil. Saya pikir dia bercanda. Ibu teman saya mengiyakan, “ya memang begitu. Lagipula, kalau sudah dipetik ya harus dimakan. Jadi, mendingan tidak dipetik kalau akhirnya tidak dimakan”. Wah, kesimpulan sementara saya dan teman-teman Indonesia yang sok filosofis tergugurkan. Ditambah lagi, saya jadi belajar arti berhemat yang sesungguhnya.

IMG_0135

pohon buah kaki di belakang rumah dekat FSC

 

3 comments on “Musim gugur

  1. Imelda
    December 9, 2014

    padahal kaki ini kalau sudah dipanen dan tidak habis dimakan bisa dibuat hoshigaki, dry persimmon. Aku lebih suka dry persimmon, karena kalau buah kakinya getahnya membuat batuk.
    BTW ada lagi pohon yang mewakili musim gugur yaitu ginkyo dan ini buahnya kalau jatuh dan terinjak bauuuuu sekali huhuhu

    • yufitadwichinta
      December 11, 2014

      Oh, jadi benar ya bu. Kalau kaki dikeringkan itu untuk mengurangi getahnya ya. Namanya hoshigaki ya. Terima kasih ^_^ pengetahuan baru. Betul, ginkyo..ada di depan lab genetik. Tadinya setiap kali lewat sana saya heran, ada ampas tahu dimana ya. Karena baunya persis seperti ampas tahu untuk pakan babi di desa saya. Ternyata buah ginkyo ^_^

    • yufitadwichinta
      August 21, 2015

      owalah, bu Imelda. Gara-gara ketemu buku The Wild Seeds in Japan, saya jadi ngeh kalau ginkyo itu nama latinnya Ginko biloba yang sering saya dengar waktu kecil di TV sebagai bahan obat tradisional. Alamak….

Leave a comment

Information

This entry was posted on November 14, 2014 by in Japan.