CAKRAMANGGILINGAN

berputar, mengikuti yang sudah ditetapkan

(Un)reserved seat

Japan Railway (JR) merupakan perusahaan kereta api (KA) milik pemerintah Jepang. Kali ini, aku dan suami menumpang JR Hokkaido menuju wilayah timur laut Hokkaido. Kami sudah duduk manis di atas kursi bernomor sama dengan yang tertera pada karcis kereta. Satu lembar karcis menunjukkan asal dan tujuan stasiun beserta nomor tempat duduk. Lembar yang lain bertuliskan harga karcis.

Sejak kami duduk hingga KA berjalan, aku masih saja melihat penumpang yang kesana kemari, bahkan penumpang yang sama melewatiku dua atau tiga kali. Mereka menengok ke kanan dan ke kiri. Sekiranya ada kursi kosong, mereka akan mendudukinya. Kuamati kursi itu berbeda dengan kursi milikku. Kursi itu tanpa penutup bertuliskan “reserved seat”. Kutanyakan pada suami tentang perbedaan yang kutemui itu.

IMG_3326

penutup kursi booking-an

 

“Kursi tanpa penutup itu unreserved seats. Artinya, siapapun boleh mendudukinya dengan prinsip siapa cepat dia dapat. Sedangkan reserved seat ini sudah dipesan ketika membeli karcis kereta,” begitu jelas suami. Dalam Bahasa populer kita, kursinya sudah di-booking duluan. Maka tidak sedikit penumpang yang berdiri (berjam-jam) hingga stasiun tujuannya karena tak mendapat tempat duduk. Tiket kedua jenis kursi bisa dibeli di tempat yang sama. Bedanya ada pada harga. Reserved seat memakan harga ¥500 lebih mahal. Menurutku terhitung murah untuk perjalanan 5 jam non-stop.

Leave a comment

Information

This entry was posted on March 18, 2016 by in Japan.